Klinik Dewata Tirta Medika

Senin - Minggu : 07:00 - 21:00

MEMBERI MAKAN MELALUI NASOGASTRIC TUBE

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
Tanggal Terbit
1 November 2019
Penanggung jawab
dr. Pundi Ferianto, MARS
PENGERTIANYang dimaksud dengan prosedur tetap memberi makan melalui
nasogastric tube (NGT) adalah tindakan memasukkan makanan
cair atau cairan ke dalam lambung melalui NGT.
TUJUANSebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk:
Mempertahankan status nutrisi.
Memenuhi kebutuhan kalori.
Pemberian obat.
REFERENSIBuku Fundamental Keperawatan, Edisi 4 tentang Pemberian
makan melalui NGT, 2005.
Buku Keterampilan Dasar Keperawatan (Konsep dan
Prosedur) Jilid I, Tahun 2011
PROSEDURI. Persiapan:
Persiapan pasien dan keluarga:
a. Jelaskan maksud dan tujuan tindakan yang akan
dilakukan.
b. Jelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan.
2.Alat-alat:
a. Handschoen bersih.
b. Piala ginjal.
c. Serbet makan/alas.
d. Tissue.
e. Air minum dalam gelas.
f. Spuit 50 cc atau nutrition bag.
g. Susu yang sudah disediakan dalam gelas.

3.Lingkungan:
a. Menyiapkan lingkungan privacy pasien dengan
menutup gorden tempat tidur kalau perlu pintu dan
jendela kamar.
b. Atur senyaman mungkin sehingga mempermudah dalam
menjangkau alat-alat.
4.Tenaga perawat:
a. Nilai keadaan umum pasien.
b. Ukur tanda-tanda vital.
c. Nilai kemampuan pemenuhan kebutuhan nutrisi.
d. Perhatikan posisi NGT.

II. Pelaksanaan:
1. Perawat cuci tangan kalau perlu gunakan handschoen.
2. Atur posisi pasien semifowler.
3. Letakkan serbet makan/alas di leher sampai dada.
4. Letakkan piala ginjal dekat leher pasien.
5. Periksa daerah sekitar hidung atau mulut.
6. Bersihkan daerah hidung atau mulut.
7. Kaji kepatenan posisi NGT:
Aspirasi isi residu lambung, bila > 50 cc tunda pemberian
makanan selama ½ sampai dengan 1 jam. Kaji juga
warna, konsistensi, bau dari cairan lambung.
8. Buang residu lambung yang telah diaspirasi.
9. Berikan cairan nutrisi, bila isi residu kosong.
Secara intermitten :
a. Pasang spuit 50 cc dan hubungkan dengan ujung
selang dan jaga agar udara tidak masuk ke dalam
selang dengan menjepit selang.
b. Masukkan sejumlah susu/air, buah/makanan cair lain
yang telah disiapkan.

c. Atur ketinggian spuit 50 cc (30 cm di atas lambung).
Pemberian tidak boleh terlalu cepat (dalam 20 menit),
ataupun terlalu lambat dan sesuaikan dengan
karakteristik cairan makanan. Pemberian makanan
tidak boleh dipaksa dengan dorongan.
Secara continew/drip:
a. Gantungkan nutrition bag pada tiang infus atau
dengan alat syringe pump.
b. Masukkan susu/air atau buah/makanan cair lain
kedalam nutrition bag atau spuit 50 cc.
c. Keluarkan udara dalam selang.
d. Sambungkan selang nutrition bag atau spuit 50 cc
dengan NGT dan atur tetesan/kecepatan sesuai waktu
yang diperlukan.
e. Kunci atau matikan pengatur tetesan bila semua
makanan sudah masuk kedalam lambung untuk
menghindari masuknya udara masuk ke dalam
lambung.
f. Bilas dengan air putih secukupnya.
10. Lepaskan spuit/nutrition bag dan tutup selang NGT.
11. Pasien tetap dalam posisi semifowler selama 30 menit.
12. Bereskan alat-alat dan kembalikan pada tempatnya
semula.
13. Lepas handschoen dan buang kedalam sampah medis.
14. Cuci tangan.

III. Evaluasi:
1. Toleransi pasien terhadap pemberian makanan.
2. Adanya regurgitasi dan perasaan penuh setelah makan.
3. Pola eliminasi b.a.b (adanya diare, flatulen, konstipasi).
4. Intake dan output.

IV. Dokumentasi:
1. Tanggal dan waktu pelaksanaan tindakan.
2. Jumlah cairan residu yang dibuang.
3. Jumlah cairan yang dimasukkan.
4. Respon pasien setelah dilakukan tindakan.
UNIT TERKAITKlinik, Homecare

Leave a comment