Hidrosefalus Pada Orang Dewasa.- Hidrosefalus adalah gangguan yang sangat identik dengan bayi. Hal ini dapat menyebabkan penumpukan cairan pada rongga otak yang dapat menyebabkan kepala menjadi lebih besar dibanding orang normal. Gangguan tersebut dapat menyebabkan rasa tidak nyaman dan sakit pada kepala.
Lihat Juga : HOMECARE KLINIK DEWATA TIRTA MEDIKA KARAWANG
Ternyata, gangguan ini juga dapat menyerang orang yang telah dewasa. Akibatnya, kepala dari orang tersebut akan membesar dibandingkan sebelumnya. Ketika terjadi, kelainan ini tidak boleh dibiarkan karena dapat menyebabkan gangguan yang parah. Berikut pembahasan hidrosefalus pada orang dewasa!
Gangguan Hidrosefalus yang Terjadi pada Orang Dewasa
Hidrosefalus adalah terjadi penumpukan cairan pada rongga atau ventrikel di dalam otak. Cairan yang berlebihan tersebut dapat meningkatkan tekanan pada otak yang dapat menimbulkan bahaya. Kepala seseorang yang mengidap kelainan ini akan terlihat jauh lebih besar dibanding orang normal.
Cairan pada otak tersebut umumnya mengalir melalui ventrikel dan berguna untuk membasahi otak dan kolom tulang belakang. Apabila cairan tersebut terlalu banyak, maka dapat menyebabkan hidrosefalus. Kamu mungkin mengalami kerusakan pada jaringan otak dan menyebabkan bermacam gangguan pada fungsi otak.
Baca Juga : HIDROSEFALUS
Kelainan pada otak ini dapat menyerang semua orang pada usia berapa pun, walaupun lebih umum terjadi pada bayi dan orang dewasa dengan usia 60 tahun ke atas. Maka dari itu, tidak menutup kemungkinan penyakit pada otak ini terjadi pada usia muda yang produktif.
Pada orang dewasa, rata-rata menghasilkan cairan di otak sekitar satu liter setiap harinya. Ketika seseorang mengalami cedera atau gangguan pada sirkulasi cairan tersebut, maka penumpukan mungkin saja terjadi. Orang yang telah dewasa memiliki tengkorak yang kaku sehingga tidak dapat berkembang, tetapi tekanannya akan meningkat drastis.
Ketika tekanan yang terjadi sudah fatal, mungkin beberapa fungsi otak akan terganggu sehingga menyebabkan kelainan. Beberapa risiko yang dapat terjadi berhubungan dengan hidrosefalus pada orang dewasa adalah infeksi atau tumor otak, cedera kepala, perdarahan otak, hingga membutuhkan operasi pada otak.
Hidrosefalus ex-vacuo juga mungkin saja terjadi ketika pengidapnya mengalami stroke atau cedera pada otak dan materi otak mengalami penyusutan. Otak yang menyusut umumnya terjadi pada seseorang yang lebih tua atau pengidap penyakit Alzheimer. Hal ini menyebabkan ventrikel membesar tetapi tekanannya tetap normal.
Gejala Hidrosefalus pada Orang Dewasa
Hidrosefalus yang menyerang seseorang yang sudah bukan anak-anak lagi dapat menyebabkan tekanan hebat pada otak. Hal tersebut dapat menimbulkan beberapa gejala ketika terjadi. Dengan memastikan gejala tersebut, kamu dapat melakukan pengobatan dini. Berikut beberapa gejala yang dapat timbul:
- Sakit kepala.
- Kesulitan memfokuskan mata.
- Berjalan tidak stabil.
- Kaki yang mengalami pelemahan.
- Jatuh secara tiba-tiba.
- Sifat lekas marah.
- Perubahan kepribadian dan perilaku.
- Mengalami kejang.
- Demensia atau kelupaan.
- Bermasalah pada kontrol kandung kemih saat kondisi berlangsung.
Gejala ini dapat menjadi lebih parah ketika kondisi yang terjadi tidak segera mendapat pengobatan. Pengidap gangguan ini mungkin saja mengalami kejang yang semakin lama semakin buruk. Selain itu, demensia yang terjadi dapat menyebabkan semakin sering lupa hingga kehilangan ingatan jangka pendek.
Masalah pada kontrol kandung kemih umumnya berhubungan dengan frekuensi dan urgensi untuk buang air kecil. Tetapi, jika sudah parah, inkontinensia urin mungkin saja terjadi. Seseorang yang mengidap hidrosefalus akan memiliki tekanan kuat untuk buang air kecil sehingga sangat sulit untuk dikendalikan.
Baca Juga : Apakah Hidrosefalus, Bisa Disembuhkan ???