Klinik Dewata Tirta Medika

Senin - Minggu : 07:00 - 21:00

Apakah Hidrosefalus, Bisa Disembuhkan ???

HOMECARE KLINIK DEWATA TIRTA MEDIKA KARAWANG

Penyakit hidrosefalus adalah kondisi saat terjadi penumpukan cairan pada rongga otak atau yang disebut dengan ventrikel. Akibat penyakit ini, maka ventrikel-ventrikel di dalamnya membesar dan menekan organ tersebut. Cairan di dalamnya juga terus bertambah sehingga ventrikel di dalam otak membesar dan menekan struktur dan jaringan otak di sekitarnya. Jika tidak segera ditangani, tekanan ini merusak jaringan dan melemahkan fungsi otak.

Pada tahun 2013, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mencatat ada sekitar 18 ribu anak pengidap hidrosefalus bawaan (kongenital). Kondisi ini bisa terjadi karena orangtua terlambat memeriksakan anaknya ke dokter.

Normalnya, cairan serebrospinal dalam otak yang memiliki tugas membersihkan limbah metabolisme otak dan mengalir melalui otak dan sumsum tulang belakang, lalu diserap oleh pembuluh darah. Dalam kondisi tertentu, cairan cerebrospinal dalam otak meningkat karena berbagai hal, di antaranya:

  • Sumbatan di otak atau sumsum tulang belakang.
  • Pembuluh darah tidak mampu menyerap cairan serebrospinal.
  • Otak menghasilkan cairan serebrospinal yang terlalu banyak sehingga tidak mampu diserap sepenuhnya oleh pembuluh darah.

Hampir semua bagian tubuh anak terkena dampak dari hidrosefalus, mulai dari gangguan tumbuh kembang hingga penurunan kecerdasan anak. Oleh karena itu, pengobatan harus dilakukan agar komplikasi tidak terjadi. Beberapa komplikasi tersebut antara lain:

  • Gangguan koordinasi.
  • Epilepsi.
  • Gangguan penglihatan.
  • Penurunan daya ingat.
  • Kesulitan belajar.
  • Gangguan bicara.
  • Sulit berkonsentrasi dan perhatian mudah teralih.

Apa Penyebab Anak Bisa Mengalami Hidrosefalus?

Di dalam otak manusia terdapat cairan yang disebut sebagai serebrospinal. Cairan ini berfungsi untuk membersihkan limbah yang berasal dari metabolisme otak, melindungi otak dari cedera, menjaga agar otak tetap mengapung pada posisinya, dan mencegah terjadinya perubahan tekanan pada otak. Tiap harinya jaringan pelapis otak secara rutin akan memproduksi cairan serebrospinal dan cairan yang sudah tidak terpakai akan diserap pembuluh darah untuk dibuang.

Pada kondisi tertentu, pembuluh darah bisa mengalami kesulitan dalam menyerap zat limbah tersebut. Beberapa pemicu terjadinya hidrosefalus di antaranya:

  • Buruknya mekanisme penyerapan cairan akibat radang atau cedera pada otak.
  • Terhambatnya aliran cairan serebrospinal akibat kelainan pada sistem saraf.
  • Infeksi janin saat masih di dalam kandungan yang menyebabkan radang pada jaringan otak janin.
  • Perdarahan di dalam otak.
  • Tumor otak.
  • Cedera parah di kepala.
  • Penyakit stroke.

    Baca Juga : HIDROSEFALUS

Langkah Pengobatan Hidrosefalus

Salah satu langkah pengobatan untuk mengatasi hidrosefalus adalah melalui operasi. Tindakan operasi ini membuang kelebihan cairan serebrospinal di dalam otak. Selain itu, salah satu jenis operasi yang diterapkan pada kasus hidrosefalus adalah operasi pemasangan shunt.

Shunt adalah alat khusus alat khusus berbentuk selang yang dipasangkan ke dalam kepala (ventrikel) untuk mengalirkan cairan otak ke bagian tubuh lain, umumnya ke daerah perut (peritoneal) atau jantung.

Alat ini dilengkapi dengan katup yang berfungsi untuk mengendalikan aliran cairan sehingga keberadaan serebrospinal di dalam otak tidak surut terlalu cepat. Biasanya, shunt ini perlu diganti seiring pertumbuhan balita dan biasanya akan dilakukan dua kali operasi pemasangan shunt sebelum anak menginjak usia 10 tahun.

Jenis operasi lain untuk menangani hidrosefalus adalah endoscopic third ventriculostomy (ETV). Berbeda dengan operasi pemasangan shunt, pada prosedur ETV, cairan serebrospinal dibuang dengan cara menciptakan lubang penyerapan baru di permukaan otak. Prosedur ini biasanya diterapkan pada kasus hidrosefalus yang dipicu oleh penyumbatan ventrikel otak.

HOMECARE KLINIK DEWATA TIRTA MEDIKA KARAWANG

Leave a comment