Klinik Dewata Tirta Medika

Senin - Minggu : 07:00 - 21:00

SOP PERSALINAN

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
Tanggal Terbit
1 November 2019
Ditetapkan,
Penanggung Jawab
Dr. Pundi Ferianto, MARS
PENGERTIANAsuhan Persalinan Normal adalah asuhan yang bersih dan aman selama
pengeluaran hasil konsepsi setelah pembuahan berumur lebih dari 37
minggu dan setelah bayi lahir serta upaya pencegahan komplikasi.
TUJUANUntuk membantu agar persalinan berjalan dengan bersih dan aman dan
mencegah terjadinya komplikasi dalam persalinan.
REFERENSIBuku APN 2006
PROSEDURI. Persiapan alat
1.Partus set steril
2. Sarung tangan steril
3. Alat resusitasi
4. Kapas dan air DTT
5. Larutan klorin 0,5%
6. Obat-obatan uterotinika dan disposable 0,3 cc
7.Schort
8. Bengkok dan baskom kecil
9. Lampu sorot
10. Tempat pakaian kotor dan tempat sampah medis
11. Tensimeter dan stetoskop
12. Stetoskop dan Doppler
13. Jam
II. Pelaksanaan
I. Mengenali Gejala Dan Tanda Kala Dua
1. Mendengar dan melihat adanya tanda persalinan
Kala Dua. Ibu merasa ada dorongan kuat dan
meneran, Ibu merasakan tekanan yang semakin
meningkat pada rectum dan vagina, 3.
Perineum tampak
menonjol , vulva dan sfingter ani membuka
II. Menyiapkan Pertolongan Persalinan
2.Pastikan kelengkapan peralatan, bahan dan obat-
obatan esensial untuk menolong persalinan dan menatalaksana komplikasi ibu dan bayi baru lahir
untuk ditempatkan ditempat datar dan kering 2 kain
dan 1 handuk bersih dan 1 handuk bersih dan kering,
lampu sorot 60 watt dengan jarak 60 cm dari tubuh
bayi Menggelar kain diatas perut ibu dan tempat
resusitasi serta ganjal bahu bayi. Menyiapkan
oksitosin 10 Unit dan lat suntik steril sekali pakai
didalam partus set.
3. Pakai celemek
4. Melepaskan dan menyimpan semua perhiasan yang
dipakai, cuci tangan dengan sabun dan air bersih
mengalir kemudian keringkan tangan dengan tissue
atau handuk pribadi yang bersih dan kering
5. Pakai Sarung tangan DTT pada tangan yang akan
digunakan untuk periksa dalam
6. Masukkan oksitosin ke dalam lubang suntik
(gunakan tangan yang memakai sarung tangan DTT
atau steril pastikan tidak terjadi kontaminasi pada alat
suntik)
III. Memastikan Pembukaan Lengkap Dan Keadaan
Janin Baik

7. Bersihkan vulva dan perineum, menyekanya
dengan hati-hati dari depan ke belakang dengan
menggunakan kapas atau kasa yang dibasahi air DTT.
JIka introitus vagina, perineum atau anus
terkontaminasi tinja, bersihkan dengan seksama dari
arah depan ke belakang Buang kapas atau kasa
pembersih (terkontaminasi ) dalam wadah yang
tersedia. ganti sarung tangan jika terkontaminasi
(dekontaminasi, lepaskan dan rendam dalam larutan
klorin 0,5% )
8. Lakukan periksa dalam untuk memastikan
pembukaan lengkap
9. Dekontaminasi sarung tangan dengan cara
mencelupkan tangan yang memakai sarung tangan ke
dalam larutan klorin 0,5% kemudian lepaskan dan
rendam dalam keadaan terbalik dalam larutan klorin
0,5% selama 10 menit, cuci kedua tangan setelah
sarung tangan dilepas 10. Periksa denyut jantung
janin (DJJ) setelah kontraksi / saat relaksasi uterus
untuk memastikan bahwa DJJ dalam batas normal
(120- 16x/menit) Ambil tindakan yang sesuai jika DJJ
tidak normal.
10. Dokumentasi hasil pemeriksaan dalam,
DJJ dan semua hasil penilaian serta asuhan lainnya
pada partograf.
I. Menyiapkan Ibu Dan Keluarga Untuk Membantu Proses
Bimbingan Meneran

11. Beritahukan bahwa pembukaan sudah lengkap
dan keadaan janin baik dan bantu ibu dalam
menemukan posisi yang nyaman dan sesuai dengan
keinginannya. Tunggu hingga timbul rasa ingin
meneran, lanjutkan pemantauan kondisi dan
kenyamanan ibu dan janin (ikuti pedoman
penatalaksanaan fase aktif) dan dokumentasikan
semua temuan yang ada. Jelaskan pada anggota
keluarga tentang bagaimana peran mereka untuk
mendukung dan memberi semangat pada ibu untuk
meneran secara benar
12. Minta keluarga membantu menyiapkan posisi
meneran, bila ada rasa ingin meneran dan terjadi
kontraksi yang kuat, bantu ibu ke posisi setengah
duduk atau posisi lain yang diinginkan dan pastikan
ibu merasa nyaman)
13. Laksanakan bimbingan meneran pada saat ibu
merasa ada dorongan kuat untuk meneran : Bimbing
ibu agar dapat meneran secara benar dan efektif.Dukung dan beri semangat pada saat meneran dan
perbaiki cara meneran apabila caranya tidak sesuai.
Bantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai
pilihannya (kecuali posisi berbaring terlentang dalam
waktu yang lama). Anjurkan ibu untuk istirahat
diantara kontraksi. Anjurkan keluarga memberi
dukungan dan semangat untuk ibu. Berikan asupan
cairan per-oral (minum). Nilai DJJ setiap kontraksi
uterus selesaictedSegera rujuk jika bayi belum atau
tidak akan segera lahir selama 120 menit (2 jam)
meneran (primigravida) atau 60 menit (1 jam)
meneran (multigravida)
14. Anjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok, atau
mengambil posisi yang nyaman, jika ibu belum
merasa ada dorongan untuk meneran dalam 60 menit.
II. Persiapan Pertolongan Kelahiran Bayi
15. Letakkan handuk bersih (untuk mengeringkan
bayi) diperut ibu jika kepala bayi telah membuka
vulva dengan diameter 5-6 cm
16. Letakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian
dibawah bokong ibu
17. Buka tutup partus set dan perhatikan kembali
kelengkapan alat dan bahan
18. Pakai sarung tangan DTT pada kedua tangan
III. Pertolongan Kelahiran Bayi
19.setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6
cm membuka vulva maka lindungi perineum dengan
satu tangan yang dilapisi dengan kain bersih dan
kering, tangan yang lain menahan kepala bayi, untuk
menahan posisi defleksi perlahan atau bernafas cepat
dan dangkal
20. Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat
dan ambil tindakan yang sesuai jika hal itu terjadi,
dan segera lanjutkan proses kelahiran bayi. Jika tali
pusat melilit leher secara longgar, lepaskan lewat
atas kepala bayi. Jika tali pusat melilit leher secara
kuat, klem tali pusat di dua tempat dan potong
diantara dua klem tersebut
21.Tunggu kepala bayi melakukan putar paksi luar
secara spontan. Lahirnya Bahu
22. setelah kepala melakukan putaran paksi luar,
pegang secara biparental, anjurkan ibu untuk
meneran saat kontraksi, dengan lembut gerakan
kepala kearah bawah dan distal hingga bahu depan
muncul dibawah arkus pubis dan kemudian gerakkan
arah atas dan distal untuk melahirkan bahu belakang.
Lahirnya Badan dan Tungkai
23. Setelah kedua bahu lahir, geser tangan ke bawah
kearah perineum ibu untuk menyangga kepala,
lengan dan siku sebelah bawah, gunakan tangan atas
untuk menelusuri dan memegang lengan dan siku
sebelah atas
24. Setelah tubuh dan lengan lahir penelusuran
tangan atas berlanjut kepunggung, bokong, tungkai
dan kaki pegang kedua mata kaki (masukkan
telunjuk diantara kaki dan pegang masing-masing
mata kaki dengan ibu jari dan jari lainnya)
IV. Penanganan Bayi Baru Lahir
25. Lakukan penilaian selintas.
26. Keringkan tubuh bayi Keringkan bayi dari
muka, kepala dan bagian tubuh lainnya kecuali
bagian tangan tanpa membersihkan verniks. Ganti
handuk basah dengan handuk lain yang kering,
biarkan bayi diatas perut ibu
27. Periksa kembali uterus untuk memastikan tidak
ada lagi bayi dalam uterus (hamil tunggal)
28. Beritahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin
agar uterus berkontraksi baik
29. Dalam waktu 1
menit setelah bayi lahir, suntukkan oksitosin 10 Unit
IM dari 1/3 paha atas bagian distal lateral 30. Setelah
2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan
klem kira- kira 3 cm dari pusat bayi, dorong isi tali
pusat kearah distal (ibu) dan jepit kembali tali pusat
pada 2 cm distal dari klem pertama
31. Pemotongan
dan pengikatan tali pusat (Dengan satu tangan,
pegang tali pusat yang telah dijepit (lindungi perut
bayi) dan lakukan pengguntingan tali pusat diantara
2 klem tersebut) Ikat tali pusat dengan benang DTT
atau steril pada satu sisi kemudian melingkarkan
kembali benang tersebut dan mengikatnya dengan
simpul mati pada sisi lainnya Lepaskan klem dan
masukkan dalam wadah yang telah disediakan.
32. Letakkan bayi agar kontak kulit ibu ke kulit bayi
33. Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan
pasang topi di kepala bayi
V. Penatalaksanaan Aktif Persalinan Kala Tiga
34. Pindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak
5-10 cm dari vulva
35. letakkan satu tangan di atas kain pada perut ibu,
ditepi atas simfisis, untuk mendeteksi. Tangan lain
menegangkan tali pusat
36. Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat
kearah bawah sambil tangan yang lain mendorong
uterus ke belakang –atas (dorso-kranial) secara hati-
hati (untuk mencegah inversio uteri). Jika plasenta
tidak lahir setelah 30-40 detik, hentikan penegangan
tali pusat dan tunggu hingga timbul kontraksi
berikutnya dan ulangi prosedur diatas Jika uterus
tidak segera berkontraksi, minta ibu, suami atau
anggota keluarga untuk melakukan stimulasi putting
susu Mengeluarkan Plasenta
Lakukan penegangan dan dorongan dorso-
kranial hingga plasenta terlepas, minta ibu meneran
sambilpenolong menarik tali pusat dengan arah
sejajar lantai dan kemudian kearah atas mengikuti
poros arah jalan lahir (tetap lakukan tekanan dorso-
kranial) Jika tali pusat bertambah panjang
pindahkan klem hingga berjarak 5-10 cm dari vulva
dan lahirkan plasenta Jika plasenta tidak lepas
setelah 15 menit menegangkan tali pusat a. Beri
dosis ulangan oksitosin 10 unit IM b. Lakukan
Katerisasi (aseptic) Jika kandung kemih penuh c.
Minta keluarga untuk menyiapkan rujukan
d. Ulangi penegangan tali pusat 15 menit berikutnya
e. Jika plasenta tidak lahir dalam 30 menit setelah
bayi lahir atau bila terjadi perdarahan, segera
lakukan plasenta manual
38. Setelah plasenta muncul diintroitus vagina,
lahirkan plasenta dengan kedua tangan, pegang dan
putar plasenta hingga selaput ketuban terpilin
kemudian lahirkan dan tempatkan plasenta pada
wadah yang telah disediakan Jika selaput ketuban
robek. pakai sarung tangan DTT atau steril untuk
melakukan eksplorasi sisa selaput kemudian gunakan
jari tangan atau klem DTT atau steril untuk
mengeluarkan bagian selaput yang tertinggal
39. Lakukan masase pada fundus uteri dengan
menggosokkan fundus uteri secara sirkuler
menggunakan bagian palmar 4 jari tangan kiri
hingga kontraksi uterus baik (fundus teraba keras)
VI. Menilai perdarahan
40. Periksa kedua sisi plasenta baik bagian ibu
maupun bayi dan pasrtikan selaput ketuban lengkap
dan utuh. Masukkan plasenta ke dalam kantong
plastic atau tempat khusus
41. Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan
perineum, lakukan penjahitan bila ada robekan yang
menimbulkan perdarahan aktif. segera lakukan
penjahitan
VII. Melakukan Prosedur Pasca Persalinan
42. Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan
tidak terjadi perdarahan pervaginam
43. Biarkan bayi tetap melakukan kontak kulit
didada ibu paling sedikit 1 jam. 44. 44. Setelah 1 jam,
dilakukan penimbangan / pengukuran bayi, beri tetes
mata antibiotic profilaksis dan vitamin K IM dipaha
kiri anterolateral
45. Setelah 1 jam pemberian vitamin K, berikan
suntikan imunisasi Hepatitis B dipaha kanan
anterolateral. Letakkan bayi dalam jangkauan ibu
agar sewaktu-waktu bisa disusukan. Letakkan bayi
pada dada ibu, bila bayi belum berhasil menyusu di
dalam 1 jam pertama dan biarkan sampai bayi berhasil
menyusu.
VIII. Evaluasi
46. Lanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah
perdarahan pervaginam 2-3 kali dalam 15 menit
pertama pasca persalinan. Setiap 15 menit pada 1 jam
pertama pasca persalinan. Setiap 20-30 menit pada
jam kedua pasca persalinan. Jika uterus tidak
berkontraksi dengan baik, lakukan asuhan sesuai
untuk penatalaksanaan atonia uteri
47. Ajarkan Ibu / keluarga cara melakukan masase
uterus dan nilai kontraksi
48. Evaluasi dan estimasi
jumlah kehilangan darah
49. Memeriksa nadi ibu dan keadaan kandung kemih
setiap 15 menit selama 1 jam pasca persalinan dan
setiap 30 menit selama jam kedua pasca persalinan
50. Memeriksa temperature tubuh ibu sekali setiap jam
selama 2 jam pertama pasca persalinan. Lakukan
tindakan yang sesuai untuk temuan yang tidak normal.
Periksa kembali bayi untuk pastikan bahwa bayi
bernafas dengan baik (40-60kali/menit) serta suhu
tubuh (36,5-37,5°)
51. Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam
larutan klorin 0,5% untuk dekontaminasi (10 menit),
cuci dan bilas peralatan setelah didekontaminasi
52. Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat
sampah yang sesuai
53. Bersihkan ibu dengan air DTT,
bersihkan sisa cairan ketuban, lendir dan darah. Bantu
ibu memakai pakaian yang bersih dan kering
54. Pastikan ibu merasa nyaman. Bantu Ibu
memberikan ASI. Anjurkan keluarga untuk memberi
ibu minuman dan makanan yang diinginkan
55. Dekontaminasi tempat bersalin dengan larutan
klorin 0,5%
56. Celupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan
klorin 0,5% balikkan bagian dalam ke luar dan rendam
dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit
57. Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir
58. Lengkapi Dokumentasi Partograf
UNIT TERKAITKlinik Umum & KIA

Leave a comment