OGB ( Obat Generik Berlogo) Adalah Obat yang sesuai dengan kandungan zat aktif yang dimiliki contohnya pada antibiotik Yaitu Amoxicilin. Pada OGB (Obat Generik Berlogo) maka nama pada kemasannya adalah Amoxicilin tanpa ada nama lain dibagian belakang nama obat tersebut. atau
Obat generik berlogo (OGB) adalah obat yang umumnya hanya menampilkan logo “Generik” tanpa mencantumkan nama farmasi atau perusahaan tempat obat tersebut diproduksi.
Obat generik berlogo tidak memiliki biaya promosi, sehingga memiliki harga jual yang relatif terjangk
Berikut ini adalah beberapa contoh obat generik yang paling sering digunakan:
- Parasetamol (asetaminofen)
Parasetamol adalah obat yang memiliki fungsi utama untuk menurunkan demam. Obat ini juga memiliki manfaat sampingan meringankan nyeri derajat ringan hingga sedang.
- Asam Mefenamat
Asam mefenamat (mefenamic acid) adalah obat yang memiliki fungsi utama untuk meredakan nyeri atau sakit akibat peradangan di tubuh. Obat in juga bisa membantu meredakan nyeri haid.
- Ambroxol
Ambroxol adalah obat mukolitik, yang memiliki fungsi utama mengencerkan dahak di saluran pernapasan. Obat ini juga bisa membantu melegakan saluran pernapasan.
- Dekongestan
Dekongestan adalah obat dengan fungsi utama untuk meredakan hidung tersumbat, yang terjadi akibat sinusitis, flu dan alergi.
- Antasida Doen
Antasida doen adalah obat yang memiliki fungsi utama menurunkan asam lambung tinggi, sehingga sangat baik untuk meredakan penyakit mag dengan gejala nyeri ulu hati, sering berserdewa, dan perut kembung.
Penjualan obat geberik berlogo di indonesia sangat rendah dibandingkan dengan penjualan obat generik berlogo di negara lain. itu disebabkan oleh kesadaran masyarakat indonesia yang beranggapan bahwa obat generik berlogo (OGB) Adalah obat yang relatif murah dan komposisi beserta khasiatnya lebih rendah dibandingkan dengan obat bermerk lainnya. justru obat generik berlogo (OGB) ataupun obat bermerk lainnya mempunyai komposisi dan khasiat yang sama.
Mengapa obat generik murah?
Obat generik adalah obat yang telah habis masa patennya, sehingga dapat diproduksi oleh semua perusahaan farmasi tanpa perlu membayar royalti. Tentu saja, hal ini membuat biaya produksi obat semakin rendah.
Selain itu, dalam memproduksi obat generik, produsen tidak perlu mengeluarkan biaya untuk melakukan penelitian, seperti yang dilakukan untuk mendapatkan obat paten. Produsen obat generik hanya perlu membeli ‘rahasia’ dari obat yang telah off-patent, kemudian memproduksinya sesuai dengan apa yang dilakukan oleh perusahaan sebelumnya.
Tentunya, obat generik yang diracik dengan formula dan bahan-bahan yang sama, akan menghasilkan obat yang memiliki kualitas serupa. Jadi, anggapan bahwa obat generik adalah obat yang murahan pun terpatahkan. Nyatanya, obat generik memiliki kandungan dan kualitas yang sama dengan obat lainnya.