Menyusui adalah momen “sakral” bagi ibu dan bayi yang punya banyak manfaat. Menyusui bukan hanya mempererat hubungan ibu dan bayi, tapi juga bisa mendukung perkembangan bayi. Sayangnya, aktivitas menyenangkan ini enggak jarang dicampuri dengan saran turun-temurun yang belum terbukti kebenarannya. Beberapa saran mungkin bisa dijelaskan secara ilmiah, tapi saran lain diberikan hanya karena faktor kebiasaan. Maka itu, ibu perlu menyaring dan mencari kebenaran informasi tentang menyusui yang diterima demi mendukung tumbuh kembang bayi yang optimal.
Ketahui Mitos dan Fakta tentang Menyusui
- Ukuran Payudara Memengaruhi Produksi ASI?
Anggapan ini tidak benar. Sebab berapa pun ukuran payudara ibu, produksi ASI tetap bisa maksimal karena jaringan dalam payudara akan tumbuh dan berkembang sejak kehamilan. Sehingga saat Si Kecil lahir, payudara ibu sudah bisa memproduksi ASI. Produksi ASI justru dipengaruhi oleh frekuensi pemberian ASI, suasana hati saat menyusui, kebiasaan memijat payudara, kondisi psikis dan asupan nutrisi selama menyusui.
- Menyusui Bikin Payudara Kendur?
Alasan payudara kendur kerap menjadi penyebab wanita tidak mau menyusui. Padahal, anggapan ini tidak sepenuhnya benar karena kondisi hanya terjadi saat kulit dan jaringan payudara meregang ketika menyusui, serta efek samping berhenti menyusui. Meski begitu, menyusui bukanlah faktor utama penyebab payudara kendur. Faktor utamanya adalah genetik, ukuran indeks massa tubuh, faktor usia, kebiasaan merokok, riwayat kehamilan dan ukuran payudara sebelum hamil.
- Semakin Lama Menyusui, Semakin Sulit Proses Penyapihan?
Menyapih bayi sama sekali tidak berkaitan dengan durasi menyusui. Sebab, menyapih bayi bisa dilakukan kapan saja setelah pemberian ASI eksklusif selesai. Proses penyapihan bisa segera dilakukan setelah ibu melihat tanda-tanda kesiapan Si Kecil, yakni ia sudah bisa duduk dengan kepala tegak dalam waktu lama, membuka mulut dan tertarik ketika melihat orang makan, berat badannya mencapai dua kali lipat berat lahir, serta memiliki koordinasi mata, mulut dan tangan yang baik.
- Ibu yang Banyak Minum Susu Akan Menghasilkan Banyak ASI?
Produksi ASI lebih dipengaruhi oleh frekuensi menyusui. Sebab semakin sering bayi menyusu, semakin banyak ASI yang dihasilkan. Susu saat menyusui mungkin bermanfaat bagi ibu yang membutuhkannya. Sementara bagi sebagian yang lain, konsumsi susu selama menyusui bisa memicu reaksi alergi pada bayi. Yakni ditandai dengan sering gumoh atau muntah, sakit perut, feses berlendir atau berdarah, ruam kemerahan kulit dan penurunan nafsu makan.
- Menyusui Tidak Boleh Dilakukan Sambil Berbaring?
Menyusui dapat dilakukan sambil berdiri, duduk maupun berbaring. Beberapa keuntungan yang didapat dari menyusui sambil berbaring adalah mudah dan nyaman dilakukan (terutama ibu yang melahirkan secara caesar), serta ibu bisa beristirahat sambil menyusui Si Kecil.
Kebanyakan ibu baru akan sangat bersemangat untuk mulai memberikan ASI kepada buah hatinya begitu mereka lahir. Apalagi, pemberian ASI sangat disarankan untuk menjamin kesehatan si kecil hingga usianya 2 tahun nanti. Namun, keinginan memberikan ASI untuk anak tersayang kadang disulitkan karena kondisi payudara ibu. Ada yang sulit keluar, ada pula yang tidak bisa karena masalah kesehatan.
Namun selain alasan medis, ada pula mitos yang berkembang di masyarakat mengenai pemberian ASI untuk si kecil. Kira-kira ibu termasuk salah satu yang mempercayai mitos menyusui ini enggak, ya?
Mitos: Wanita yang memiliki puting datar tidak bisa menyusui saat punya anak.
Faktanya, si kecil tetap bisa menyusu dan mendapat ASI dari ibundanya meski puting payudara ibu datang. Yang perlu diperhatikan adalah posisi kepala bayi ketika menyusu harus nyaman sehingga pas posisinya untuk mendapatkan ASI.
Mitos: Wanita dengan payudara kecil tidak memiliki cukup ASI untuk buah hatinya.
Faktanya, tidak masalah ukuran besar atau kecil payudara ibu tidak akan memengaruhi jumlah dan kualitas ASI. Ini karena ukuran payudara tergantung pada jaringan lemak yang ada di dalamnya.
Mitos: Saat sedang sakit ibu tidak bisa menyusui.
Faktanya, ibu tetap bisa menyusui si Buah Hati meskipun sedang sakit flu atau batuk. Melalui ASI, si kecil bisa mendapatkan antibodi untuk melawan virus flu dan batuk tersebut. Agar si kecil tidak tertular, sebaiknya gunakan masker ketika menyusui dan untuk sementara tidak menciumnya.
Mitos: Jenis payudara yang “lembek” tidak dapat memproduksi ASI.
Faktanya, payudara bisa menjadi lembek karena pengeluaran ASI berupa menyusui secara langsung maupun memompa berlangsung dengan lancar. Sedangkan, payudara yang terasa keras merupakan tanda bahwa ASI tidak keluar lancar.
Mitos: Jika ibu baru kembali ke rumah setelah ada urusan pekerjaan atau lainnya, maka ASI harus dibuang terlebih dahulu sebelum ibu si kecil mulai menyusu kembali agar tidak masuk angin.
Faktanya, dalam kondisi apapun ASI akan selalu baik untuk dikonsumsi oleh bayi.
Mitos: Kualitas ASI tidak baik jika bentuknya encer.
Faktanya, tekstur ASI memang tidak kental karena terdiri dari foremilk (ASI awal) yang kaya akan protein dan laktosa. ASI yang lebih kental disebut hindmilk (ASI akhir) yang berguna untuk meningkatkan berat badan.
Mitos: Karena memberikan ASI membuat payudara jadi kendur.
Faktanya, payudara kendur disebabkan oleh perubahan hormonal. Saat hamil, payudara jadi lebih besar karena asupan makan yang meningkat. Lalu setelah melahirkan dan menyusui, jadi mengendur.