Klinik Dewata Tirta Medika

Senin - Minggu : 07:00 - 21:00

MEMASANG KATETER URINE TETAP

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
Tanggal Terbit
1 November 2019
Ditetapkan,
Penanggung Jawab
dr. Pundi Ferianto, MARS
PENGERTIANYang dimaksud dengan prosedur tetap memasang kateter
urine tetapadalah suatu tindakan pemenuhan kebutuhan
eliminasi buang air kecil dengan cara memasukkan kateter
kedalam kandung kemih melalui uretra.
TUJUANSebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk:
1.Memonitor fungsi saluran perkemihan, mencegah atau
mengurangi ketegangan/distensi kandung kemih.
2.Memelihara aliran atau drainage urine dari kandung kemih
secara terus menerus.
3.Mengambil bahan urine yang steril.
4.Irigasi kandung kemih dengan cairan.
5. Memelihara keutuhan sistem perkemihan.
6. Mengukur jumlah residu urine yang ada dalam kandung
kemih.
7. Mengukur fungsi kandung kemih secara akurat dan
monitor output pasien yang sakit berat.
REFERENSIBuku Fundamental Keperawatan edisi 4 tentang Eliminasi
Memasang Kateter Urine Tetap, tahun 2005.
Buku Keterampilan Dasar Keperawatan (Konsep dan
Prosedur) Jilid I, Tahun 2011 Tentang pemenuhan
Eliminasi
PROSEDURI. Persiapan:
Persiapan pasien dan keluarga:
a. Jelaskan prosedur tindakan (informed concern)
yang akan dilakukan.
b. Jelaskan maksud dan tujuan tindakan yang akan
dilakukan.
Alat -alat:
a. Doek berlubang 1 buah.
b. Kateter dengan ukuran ( 1 F = 0,33 mm )
Dewasa 14 – 22 F (♂ : 18 – 20 F, ♀ : 14 – 16 F )
Anak-anak 8 – 10 F
c. Handschoen bersih 1 pasang, handschoen steril 1
pasang.
d. Piala ginjal, 1 kom kecil.
e. Alas dan perlak.
f. Kapas steril, larutan bethadine 10%.
g. Xylocaine jelly, korentang.
h. Urine bag, gantungan kantong urine, kantong plastik.
i. Spuit 20 cc, plester, alkohol swab.
j. Aquabidest, kalau perlu senter.
k. Kom air hangat, sabun, washlap, handuk.
Lingkungan:
a. Siapkan lingkungan privacy pasien dengan menutup
gorden tempat tidur, kalau perlu tutup pintu dan
jendela.
b. Atur ketinggian tempat tidur sejajar dengan daerah
kerja perawat.
II. Pelaksanaan:
1.Perawat mencuci tangan.
2.Pakai handschoen bersih.
3.Buka pakaian bawah pasien dan tutup dengan selimut.
4.Pasang perlak di bawah bokong pasien.
5.Atur posisi pasien.
6.Berikan perawatan perineum dengan air hangat dan
sabun menggunakan waslap kemudian keringkan dengan
handuk / tissue.
7.Buka handschoen yang sudah digunakan dan cuci tangan
Kalau perlu beri lampu penerangan yang difokuskan pada
daerah perineal.
8.Letakkan set kateter di dekat pasien, bila memungkinkan
diantara kedua tungkai bawah pasien dengan jarak ± 45 cm
dari perineum.
9.Buka set kateter steril dengan hati- hati (perhatikan prinsip
sterilitas) dan susun alat-alat tersebut dengan
menggunakan korentang serta letakkan piala ginjal di
dekat pasien.
10.Buka kemasan kateter folley atau logam, spuit, xylocaine
jelly dan letakkan di set kateter, isi kan dengan larutan
desinfektan ( mis bethadine 10 % ) dan kassa steril.
11. Pakai handscoen steril.
12.Lakukan cek balon kateter dan aspirasi kembali cairannya.
13. Pasang doek berlubang steril di daerah genetalia pasien,
letakkan piala ginjal di dekatnya.Lumasi ujung kateter dengan xylocaine jelly.
♀ : 3 – 4 inci ( ± 2,5 – 5 cm )
♂ : 6 – 7 inci ( ± 12,5 – 17,5 cm )
14. Membersihkan daerah genetalia ♀:
a. Letakkan tangan yang tidak dominan pada labia
mayora, buka labia mayora dan lebarkan sehingga
spincter meatus urethra terlihat jelas.
b. Bersihkan daerah meatus urethra dengan menggunakan
kapas steril yang di beri bethadine 10%.
c. Bersihkan daerah labia mayora, labia minora, terakhir
pindah bagian meatus urethra dari arah depan ke
belakang ( 1 kapas untuk 1 kali usapan ).
15.Membersihkan daerah genitalia ♂:
a. Dengan tangan yang tidak dominan, tegakkan penis
dengan sudut 90° dari tubuh, jika pasien tidak disunat
(sirkumsisi) tarik preputium ke bawah untuk melihat
meatus urethra.
b. Bersihkan penis dengan arah melingkar dengan kapas
steril yang sudah di beri cairan antiseptik, mulai dari
meatus urethra ke luar sampai ke batang penis.
16. Memasukkan kateter ke dalam meatus urethra.
♀ : anjurkan pasien untuk menarik nafas dalam dan
masukkan kateter secara perlahan melalui meatus
urethra ( ± 2 inci atau 5 – 7,5 cm ) pada orang
dewasa dan ± 2,5 cm pada anak-anak sampai urine
keluar melalui kateter.
17.Bila kateter masuk ke vagina ambil kateter baru dan
lakukan pemasangan kembali ke urethra, kemudian
lepaskan kateter yang ada di dalam vagina.
♂ : posisi penis 90° (on the sky), 18.masukkan kateter
dengan pelan-pelan ke dalam urethra ( dewasa ±
17,5 – 22,5 cm dan anak-anak ± 5 – 7,5 cm ), sampai
urine keluar, bila ada tahanan tarik kembali. Pada
saat kateter dimasukkan anjurkan pasien untuk tarik
nafas dalam.
19.Masukkan lagi kateter sepanjang 2,5 – 5 cm, jangan
dipaksakan bila ada tahanan .
20.Pertahankan posisi kateter didepan meatus urethra.
21.Observasi apakah urine keluar/tidak dari selang kateter,
bila urine sudah tampak keluar, maka kembangkan balon
dengan cairan steril yang sudah disiapkan dengan
menggunakan spuit, jangan melebihi ukuran balon.
22. Sambungkan ujung kateter dengan slang kantong urine.
21.Jika urine tidak keluar, observasi posisi daerah bawah
skrotum apakah ada tekukan dari selang kateter dan
palpasi blass. Kalau perlu diretensi pada lubang kateter
untuk cek produksi urine. Dapat pula dispoel dengan
aquabidest 40cc pada lubang kateter kemudian dialirkan,
dengan mengobservasi cairan yang keluar. Bila urine tidak
keluar observasi selama 30 menit dengan memberi
aguabidest untuk balon kateter, 22. kemudian memberi minum
pasien bila tidak ada kontra indikasi.
23..c ek letak balon dengan menarik kateter perlahan-lahan.
24. Tempatkan kantong urine pada lokasi yang aman, bebas
dan lebih rendah dari kateter.
25.Fixatie kateter pada bagian luar dengan menggunakan
plester
♀ : pada paha bagian dalam, jangan terlalu kencang
/ tegang.
♂: abdomen bagian bawah atau di puncak paha dengan
posisi penis mengarah ke abdomen
26.Gantungkan kantong urine dengan posisi yang lebih
rendah dari pada vesika urinaria.
27. Lepaskan handschoen, bereskan alat-alat dan lingkungan
dan letakkan kembali pada tempatnya.
28. Buang yang tidak diperlukan lagi.
29. Berikan pasien posisi yang nyaman.
30. Anjurkan pasien untuk berbaring miring ke arah kantong
urine atau kateter berada.
31. Perawat mencuci tangan.
III. Evaluasi:
1.Tanda-tanda vital dan kesadaran sesudah pemasangan
kateter.
2. Palpasi kandung kemih dan tanyakan.
Rasa tidak nyaman yang timbul.
3. Posisi kateter, drainage urine ke kantong urine.
4. Observasi karakteristik dan jumlah urine yang keluar.
IV. Dokumentasi:
1. Catat waktu pemasangan, konsistensi, warna, bau dan
jumlah urine.
2. Catat reaksi pasien pada saat pemasangan kateter.
3. Catat tipe, ukuran kateter, jumlah cairan yang dipakai
untuk membuat balon.
UNIT TERKAITUGD, Poli umum, Homecare

Leave a comment