Sistem reproduksi pria dan wanita memiliki keunikan tersendiri. Masing-masing sistem reproduksi memiliki struktur dan fungsi yang berdeda. Meski begitu, keduanya dirancang untuk memungkinkan adanya pembuahan sel telur oleh sperma, yang akan berlanjut menjadi kehamilan.
Seperti sistem lainnya di dalam tubuh, sistem reproduksi juga dapat mengalami gangguan atau penyakit. Karena struktur dan fungsinya berbeda, penyakit pada sistem reproduksi pria dan wanita juga akan berbeda.
Deretan Penyakit pada Sistem Reproduksi Wanita
Terdiri dari organ luar dan dalam. Organ reproduksi wanita bagian dalam meliputi vagina, rahim, saluran telur (tuba falopi), dan ovarium. Sementara organ reproduksi wanita bagian luar terdiri dari vulva, kelenjar Bartholin, dan klitoris.
Beberapa penyakit pada sistem reproduksi wanita yang sering terjadi adalah:
1. Endometriosis
Salah satu penyakit pada sistem reproduksi wanita yang sering kita dengar adalah endometriosis. Penyakit ini terjadi ketika jaringan yang membentuk lapisan dalam dinding rahim tumbuh di tempat lain di dalam tubuh.
Jaringan tersebut dapat tumbuh di ovarium, bagian belakang rahim, usus, atau bahkan di kandung kemih. Jaringan yang salah tempat ini akan menyebabkan nyeri haid yang hebat, perdarahan menstruasi yang deras, nyeri saat berhubungan seksual, serta sulit hamil.
2. Radang panggul
Penyakit kedua yang kerap terjadi pada sistem reproduksi wanita adalah radang panggul. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri penyebab infeksi yang merambat masuk ke dalam panggul melalui vagina atau leher rahim.
Salah satu penyebab radang panggul yang paling umum adalah penyakit menular seksual, seperti klamidia dan gonore. Jika tidak diobati dengan baik, penyakit ini bisa menyebabkan nyeri panggul jangka panjang, tersumbatnya saluran telur, infertilitas dan kehamilan ektopik
3. PCOS
PCOS atau sindrom ovarium polikistik adalah kondisi yang memengaruhi kadar hormon wanita. Wanita yang menderita penyakit ini akan menghasilkan hormon seks androgen dalam jumlah yang lebih banyak.
Akibatnya, penderita akan mengalami menstruasi yang tidak teratur, atau bahkan tidak menstruasi sama sekali, serta sulit hamil.
4. Miom
Miom atau fibroid rahim adalah tumor jinak yang tumbuh di rahim. Tumor pada miom terbentuk dari jaringan otot rahim. Penyakit pada sistem reproduksi wanita ini sering menyerang wanita di usia produktif.
Gejalanya dapat berupa perdarahan dari vagina di luar masa haid, nyeri panggul, kram atau nyeri pada perut, nyeri punggung, sering merasa ingin pipis, serta nyeri saat berhubungan seksual.
5. Kanker pada organ reproduksi wanita
Kanker pada organ reproduksi wanita dikenal dengan istilah kanker ginekologi. Beberapa jenis kanker ginekologi adalah kanker rahim, kanker mulut rahim,kanker ovarium dan kanker vagina.
Penyakit pada Sistem Reproduksi Pria
Pria juga memiliki sistem reproduksi yang berada di luar dan di dalam tubuh. Organ reproduksi pria yang terletak di luar tubuh meliputi penis, skrotum (kantong zakar), dan testis.
Sedangkan organ reproduksi pria yang berada di dalam tubuh adalah epididimis, saluran vas deferens, saluran kemih, vesikula seminalis (kantung air mani), kelenjar prostat, dan kelenjar bulbourethral.
Berikut ini adalah beberapa penyakit yang bisa mengintai sistem reproduksi pria:
1. Epididimitis
Penyakit ini terjadi akibat adanya peradangan pada epididimis, yakni saluran di dalam skrotum yang menempel pada testis. Saluran ini berperan untuk mengangkut serta menyimpan sperma yang diproduksi oleh test. Epididimitis dapat menyebabkan buah zakar bengkak dan nyeri, air mani mengandung darah, nyeri saat buang air kecil dan ejakulasi, serta gangguan kesuburan.
2. Orchitis
peradangan pada testis, yang biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus. Orchitis bisa menyerang salah satu testis maupun keduanya sekaligus.
Sama seperti epididimitis, orchitis juga bisa menyebabkan buah zakar bengkak dan nyeri. Bila tidak ditangani, penyakit ini bisa menyebabkan kemandulan dan penurunan produksi hormon testosteron.
3. Gangguan prostat
Prostat adalah kelenjar pada sistem reproduksi pria yang membungkus saluran kemih atau uretra. Kelenjar ini memproduksi cairan mani yang berfungsi untuk menyuburkan dan melindungi sperma.
Gangguan dapat berupa peradangan prostat (prostatitis), pembesaran prostat (BPH), atau kanker prostat.
4. Hipogonadisme
pada pria terjadi ketika tubuh tidak menghasilkan hormon testosteron yang cukup. Pada pria dewasa, kondisi ini dapat menyebabkan penurunan libido, gangguan produksi sperma dan fungsi organ-organ reproduksi, serta infertilitas.
5. Masalah pada penis
Masalah pada penis tak jarang dikeluhkan oleh para pria. Beberapa penyakit yang bisa menyerang organ reproduksi pria ini adalah disfungsi ereksi, kelainan bentuk penis, misalnya penis bengkok (penyakit Peyronie), dan kanker penis.
Selain beragam penyakit pada sistem reproduksi yang telah disebutkan di atas, pria dan wanita juga bisa terkena penyakit menular seksual, seperti herpes genetal, HIV/AIDS, sifilis dan gonorea. Penyakit ini ditularkan dari satu orang ke orang lain melalui hubungan seksual.
Penyakit pada sistem reproduksi, baik pada pria maupun wanita, bisa menyebabkan kemandulan. Oleh karena itu, Anda dianjurkan untuk selalu menjaga kesehatan organ reproduksi dengan menjalani perilaku seks yang aman dan melakukan pemeriksaan kesehatan rutin ke dokter untuk mendeteksi penyakit-penyakit tertentu.
Jika Anda mengalami gangguan atau keluhan pada sistem reproduksi, segera konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.